Sunday, July 25, 2010

Perkembangan Dunia dan Indonesia Setelah Perang Dingin

Perang Dunia II berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu, yang ditandai dengan pengeboman Hiroshima (6 Agustus 1945, oleh Amerika Serikat) dan Nagasaki (9Agustus 1945, oleh Uni Soviet).

Di medan perang Eropa, Amerika Serikat bersama pasukan Inggris dan Prancis berhasil mendesak Jerman dan Italia hingga memaksa kedua negara tersebut untuk menyerah kpada pihak Sekutu. Periode pasca perang, Amerika Serikat memiliki peran besar dalam memberikan bantuan pembangunan kembali negara-negara di Eropa Barat di bidang perekonomian.

Sedangkan Uni Soviet juga berperan besar bagi pihak Sekutu, dengan membebaskan negara-negara Eropa Timur dari pendudukan Jerman. Uni Soviet turut mensponsori usaha-usaha perebutan kekuasaan di negara-negara Eropa Timur. Pada kesempatan tersebut, Uni Soviet turut mempengaruhi negara-negara Eropa timur dengan pemerintahan sosialis-komunis.

Hal-hal tersebut menyebabkan baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet menjadi dua negara adikuasa di dunia. Pada saat kedua negara tersebut mencoba menyebarkan pengaruh-pengaruh mereka kepada dunia, terjadi persilangan pendapat di antara Amerika Serikat dan uni Soviet lantaran perbedaan ideologi yaitu demokrasi-kapitalis oleh Amerika Serikat dan sosialis-komunis oleh Uni Soviet. Maka terjadilah ketegangan di antara kedua negara tersebut beserta sekutu-sekutunya masing-masing yang menyebabkan terjadinya Perang Dingin atau Cold War. Dunia pun terbagi menjadi dua yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.

Meluasnya pengaruh Uni Soviet menyebabkan kecemasan pada Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di Eropa Barat, sehingga mereka mendirikan suatu pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) tahun 1949. Uni Soviet yang tidak mau kalah turut mendirikan pakta pertahanan bersama Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania, pakta tersebut dikenal dengan nama Pakta Warsawa, tahun 1955. Terjadi pula kegiatan spionase (mata-mata) yang tercermin dengan dibentuknya agen-agen rahasia khusus dari masing masing pihak yaitu KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) oleh Uni Soviet dan CIA (Central Intelligence Agency) oleh Amerika Serikat.

Akibat-akibat dari Perang Dingin banyak mempengaruhi tatanan yang ada di dunia. Pada bidang politik, paham demokrasi-kapitalis menyebar luas pada negara-negara yang berpihak pada Amerika serikat. Begitu pula dengan paham sosialis-komunis yang menyebar luas di pihak sekutu Uni Soviet.

Dalam perekonomian, Amerika Serikat berperan sebagai negara kreditor terbesar di dunia. Amerika Serikat memberikan bantuan-bantuan kepada negara-negara Barat yang hancur ekonominya akibat Perang Dunia II, di samping itu, Amerika Serikat juga memberikan bantuan-bantuan ekonomis terhadap negara-negara yang baru merdeka dan sedang berkembang terutama di daerah Asia.
Di bidang militer, kekhawatiran akan meletusnya Perang Dunia III membuat Amerika Serikat maupun Uni Soviet saling berlomba berebut pengaruh dan sekutu dari negara-negara di dunia. Masing-masing negara saling berlomba untuk mengembangkan persenjataan-persenjataan baru, bahkan muncul isu bahwa kedua negara tersebut sedang mengembangkan senjata-senjata nuklir dalam jumlah besar sehingga menyebabkan kekhawatiran besar pada masyarakat dunia.

Pada saat Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet, ia lebih memilih mengambil sikap netral terhadap konflik-konflik yang terjadi dalam Perang Dingin. Namun keputusannya untuk bersikap netral menimbulkan reaksi keras dari tokoh-tokoh komunis dalam negeri, sehingga terjadi Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi Marsekal Dimitri Yazow (Menteri Pertahanan), Jenderal Vladimir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo (Menteri Dalam Negeri). Namun kudeta gagal karena mendapat perlawanan dan penolakan dari rakyat Uni Soviet di bawah pimpinan Boris Yetsin dan Unit Militer Uni Soviet. Akibat dari kudeta tersebut, Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova memisahkan diri dari Uni Soviet. Dan selanjutnya Uni Soviet runtuh menjadi beberapa negara yang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet. Dengan runtuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat pun menjadi pemenang dari Perang Dingin.

Berikut ini adalah beberapa kejadian yang muncul akibat Perang Dingin:
  • Munculnya pemerintahan komunis di China
  • Perang antara Korea Utara (sekutu UniSoviet) dengan Korea Selatan (sekutu Amerika Serikat)
  • Revolusi Kuba
  • Perang Vietnam
  • Perang sipil Kamboja
  • Perang Soviet-Afganistan
  • Perang sipil Angola
  • Perang sipil Yunani
  • Krisis Kongo
  • Runtuhnya tembok Berlin dan bersatunya kembali Jerman
  • Revolusi Hongaria
  • Krisis Iran
Indonesia pun tidak luput dari pengaruh perang dingin , Indonesia juga dijadikan ajang perebutan pengaruh Amerika Serikat maupun Uni Soviet. Indonesia dihadapkan diantara dua pilihan apakah blok Barat atau Blok Timur, namun Indonesia memilih politik bebas-aktif, maksudnya Indonesia tidak akan memihak salah satu dari kedua blok namun Indonesia tetap akan aktif ikut serta mengatasi masalah-masalah internesional yang terjadi. etapi dalam prakteknya pada pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia menunjukan penolakan terhadap paham demokrasi-kapital Amerika Serikat dan lebih memihak kepada paham komunis. Rakyat Indonesia tidak setuju karena paham komunis tidak sesuai dengan paham demokrasi yang disertai Pancasila, terlebih setelah terjadinya peristiwa G 30 S/PKI. Indonesia pun berganti haluan kepada Amerika Serikat untuk memperbaiki perekonomian Indonesia, terutama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.



Sumber-sumber:
  1. SEJARAH untuk SMA Jilid 3, kelas XII Program Ilmu Sosial, Drs. I Wayan Badrika, M.Si. - 2006, Penerbit Erlangga.
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dingin
  3. http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/03/16/0087.html



No comments:

Post a Comment